Kendali Otak Saat Sedang Kasmaran
love and brain/anneofcarverville.com
|
Landscappist.com - Hello
landscapper, bagaimana puasa Anda semua? Sekedar informasi unik untuk Anda yang
pernah atau sedang
jatuh cinta. Barangkali hal yang luar biasa saat merasakannya. Pada saat cinta itu
benar-benar ada di diri Anda, seringkali logika tak dapat menjadi sandaran
penting untuk Anda dalam memutuskan sesuatu. Orang percaya bahwa hati menjadi
awal dan landasan mengapa
cinta itu
terjadi. Namun sebagai pusat kendali diri Anda, ternyata otaklah yang menjadi
dalang semua ini. Bahkan cinta
pada pandangan pertama bisa terjadi karena respon otak yang
terjadi sangatlah cepat adanya.
Bayangkan saja, tak sampai satu detik, cinta bisa hadir di dalam diri Anda. Tak hanya itu, otak bahkan memainkan peran yang rumit serta kompleks ketika memainkan “peran” jatuh cinta ini. Setidaknya ada 12 area dalam otak yang bekerja dalam pelepasan hormon yang terkait diantaranya dopamin, oksitosin, adrenalin dan vasopresi.
Bahkan kecanggihan otak dibuktikan dengan peran yang berbeda sesuai dengan cinta yang Anda rasakan. Misalnya cinta seorang ibu pada anaknya yang tak mengharapkan balasan dan merupakan sebuah ketulusan ini merupakan tugas dari otak tengah.
Pada cinta yang hanya berdasarkan nafsu, beberapa bagian otak yang berperan dan lebih aktif adalah bagian sistem reward yang merupakan pusat kegembiraan serta bagian kognitif untuk pencitraan tubuh. Jadi keinginan atau cinta yang membutuhkan sentuhan fisik biasanya akan menjadi masalah besar jika tak dapat dikendalikan utamanya bagi mereka yang belum mendapatkan hubungan sah pernikahan. Pasalnya cinta seperti ini akan menuntut perasaan untuk terpuaskan secara fisik bahkan dengan “dosis” yang semakin meninggi.
Untuk membuktikan keberadaan cinta pada pandangan pertama, maka ukuran akan kadar NGF atau Nerve Growth Factor dalam darah perlu diteliti. Senyawa kimia ini hadir ketika seseorang terpesona pada pasangannya. Seorang profesor dari Syracuse University di New York, Stephanie Ortigue, seperti yang dikutip dalam Science Daily menyatakan bahwa bagaimanapun perasaan Anda, semua itu tak lepas dari peranan otak.
Jadi ketika Anda galau dan berbunga, semua itu adalah peranan dari otak. Tak ada alasan lagi kan untuk tetap larut dalam kegalauan. Setidaknya kita dapat lebih mengendalikan hati kita agar tak terlalu berlebihan dalam menyikapi cinta hingga urusan lain menjadi terbengkalai karena tak mampu mengendalikan hati. (fdh)
Bayangkan saja, tak sampai satu detik, cinta bisa hadir di dalam diri Anda. Tak hanya itu, otak bahkan memainkan peran yang rumit serta kompleks ketika memainkan “peran” jatuh cinta ini. Setidaknya ada 12 area dalam otak yang bekerja dalam pelepasan hormon yang terkait diantaranya dopamin, oksitosin, adrenalin dan vasopresi.
Bahkan kecanggihan otak dibuktikan dengan peran yang berbeda sesuai dengan cinta yang Anda rasakan. Misalnya cinta seorang ibu pada anaknya yang tak mengharapkan balasan dan merupakan sebuah ketulusan ini merupakan tugas dari otak tengah.
Pada cinta yang hanya berdasarkan nafsu, beberapa bagian otak yang berperan dan lebih aktif adalah bagian sistem reward yang merupakan pusat kegembiraan serta bagian kognitif untuk pencitraan tubuh. Jadi keinginan atau cinta yang membutuhkan sentuhan fisik biasanya akan menjadi masalah besar jika tak dapat dikendalikan utamanya bagi mereka yang belum mendapatkan hubungan sah pernikahan. Pasalnya cinta seperti ini akan menuntut perasaan untuk terpuaskan secara fisik bahkan dengan “dosis” yang semakin meninggi.
Untuk membuktikan keberadaan cinta pada pandangan pertama, maka ukuran akan kadar NGF atau Nerve Growth Factor dalam darah perlu diteliti. Senyawa kimia ini hadir ketika seseorang terpesona pada pasangannya. Seorang profesor dari Syracuse University di New York, Stephanie Ortigue, seperti yang dikutip dalam Science Daily menyatakan bahwa bagaimanapun perasaan Anda, semua itu tak lepas dari peranan otak.
Jadi ketika Anda galau dan berbunga, semua itu adalah peranan dari otak. Tak ada alasan lagi kan untuk tetap larut dalam kegalauan. Setidaknya kita dapat lebih mengendalikan hati kita agar tak terlalu berlebihan dalam menyikapi cinta hingga urusan lain menjadi terbengkalai karena tak mampu mengendalikan hati. (fdh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar